KKM UIN Maliki ? Sukses ! :)

Alhamdulillahirabbil ‘alamin ..

Kuawali tulisan ini dengan hamdalah, untuk setiap karunia dan rahmat Allah yang secara tak terkecuali telah tercurah sepenuh cinta. Terimakasih Allahku 🙂

Kemarin adalah hari yang cukup menyenangkan bagiku. Why ? Iyaa, karena kemarin, pertama kalinya aku mengunjungi Pos PM ( KKM ) yang akan menjadi tempat pengabdianku selama Ramadhan bulan depan. Yes, kali ini akan jadi Ramadhan yang berbeda. Dan insyaAllah, semakin barokah. Aamiin ^_^

PM itu apa sih ?

Oke, pertama tama akan kujelaskan apa maksudnya. Jadi gini, kampusku. Iya, kampusku, UIN Maliki Malang itu lho :D, memiliki satu kegiatan sosial masyarakat tahunan yang diberdayakan oleh POSDAYA ( Pos Pemberdayaan Keluarga ). Dimana tiap tahunnya UIN akan mengirimkan mahasiswanya yang sudah semester 4 untuk melakukan pengabdian di masyarakat sekitar Malang. Yah, sejenis KKN gitu lah. Tapi di kampusku berbeda. Apanya yang beda? Karena PM ini berbasis masjid. Sedangkan mayoritas KKN yang dilakukan oleh universitas lain kan bersifat umum tuh. Jadi nanti segala project yang kita lakukan, akan berpusat di masjid. Mau tahu apa project kami? Tunggu tanggal mainnya 😀

Alhamdulillah-nya, aku kebagian tempat di daerah Dusun Sidodadi, Desa Arjosari, Kecamatan Kalipare, Malang. Ada yang tahu? *ngacuuuung !

Pasalnya, desa ini sudah sejak bertahun-tahun yang lalu tak pernah terjamah PM dari UIN, terakhir tahun 89-an gitu, katanya. Jadi bisa dibilang benar benar membutuhkan sentuhan yang berbeda. Dan menariknya lagi, desa ini adalah desa yang mayoritas masyarakatnya beragama Katholik. Waauuw, bisa dibayangkan bukan, PM berbasis masjid di tengah masyarakat non-Islam ? Bismillah, tantangan nih !

Eh, tantangan yang harus kita hadapi tidak hanya sampai disini. Kalian tahu, di desa ini air merupakan barang yang sangat langka. Iyah, jangan kaget aja kalau mau mandi, nyuci, dkk itu masih harus ngambil air dulu di sungai. Allah. Kata orang sana, desa ini sudah terkena sabda wali alias kutukan. Asal muasal, duluuu sekali pernah ada seorang kakek tua yang minta minum ke rumah seorang penduduk. Entah karena apa, empunya rumah itu menolak mentah mentah. Jadi deh, si kakek tua itu teriak dengan lantang “ Dengarkanlah wahai penduduk, bahwa desa ini tidak akan pernah terjamah oleh air. Camkan itu ! “. Wiiih, serem banget bukan ? 😀 tapi itu Cuma mitos kok, ingat, mitos ! Hehehe.

Terus juga, dari segi ekonomi, masyarakat disana lebih ke sektor pertanian. Tani apa? Tani ketela pohon, dan jagung yang hanya ditanam bilamana musim hujan datang. Bahkan, dulu ketela pohon juga dijadikan sebagai bahan makanan pokok. Sego Tiwul , pernah kenal? 🙂 Nasi yang terbuat dari ketela pohon yang direbus. Bahkan sampai sekarang, sego tiwul itu masih tetap tersedia di meja makan para penduduk sana. Siap-siap saja jika bersilaturrahim, akan merasakan lezatnya makanan ini. Pesan ta’mir masjid yang kutempati ini “ kalau dikasih suguhan atau makanan di rumah penduduk desa itu jangan ditolak. Makanlah, sebagai bentuk penghargaan. Sekali kau menolak, akan menjadi masalah besar. Bisa bisa kau diusir ! “. Hahaha, ada ada saja njenengan, Pak.

Dari segi pendidikan. Ahh~ jangan katakan apapun. Sungguh, jika saja jarak antara kampusku dan desa ini tidak harus berjuang 3jam-an dulu baru bisa sampai, aku akan mengabdikan diriku disana. Belajar bersama para generasi bangsa yang kuyakin berpotensi besar mengubah dunia ini.
Di desa itu hanya ada sekolah TK dan SD Islam. Dulu malah Cuma SD Katholik. Ada sih SMP dan SMA, tapi jarak tempuhnya sangat jauh untuk bisa dijangkau. Jadi, siswa SMP dan SMA masih bisa dihitung jari. Bagaimana dengan mahasiswa? 😦 Astaghfirullah, bersyukurlah kita yang hingga detik ini berkesempatan merasakan indahnya belajar dengan sempurna. Sangat sempurna malah.

Bagaimanapun juga, aku sangat mensyukuri desa ini. Entah kenapa, ada rasa bahagia tersendiri yang terselip dalam hati setelah melakukan survey dan wawancara kemarin. Rasa-rasanya, Allah benar benar ingin mengajarkanku arti kehidupan sebenarnya disini. Bersama mereka, tentara Allah yang dikirim untuk berjuang bersamaku 🙂

Yassirlanaa Umuurana Ya Rabb ..

32 thoughts on “KKM UIN Maliki ? Sukses ! :)

    • Iyah, sebulan. 20 hari sebelum lebaran. 10 harinya setelah lebaran.
      Pengalaman pertama. Bismillah aja. Aamiin, terimakasih mba 🙂

      Suka

  1. sega tiwuk? wuii .. aku dah lama nggak menikmatinya nih 😛 … pasti banyak ceritacerita lain yang bisa diambil hikmahnya dari desa sana ya

    Btw, maafkan aku baru bisa berkunjung balik nih, kemarin kemarin tiap buka blogmu nggak bisa, seperti sudah didelete linknya, terus kalau lihat komentar kamu di blog lain namanya nggak bisa diklik, beberapa kali kucoba tetep nggak bisa, hari ini Alhamdulilah bisa 🙂

    Suka

    • Loh, mbak Ely pernah makan sego tiwul? Aku saja belum sama sekali. Hehehe. Aamiin Ya Rabb, doanya selalu mbak, mudah mudahan lancar sukses barokah 🙂

      Oalaah~ ada missconect kali ya mbak? Kayaknya dulu aku juga sudah follow mbak, tapi entah kenapa nggak pernah ada update postingan mbak Ely di home-ku -__-
      Alhamdulillah, sekarang sudah berteman 🙂
      Salam ukhuwah mbak ^^

      Suka

  2. sukses loh ya mbak 😀

    aku dulu jaman smp juga pernah gitu, beda ding, cuma sebatas live in dakwah, jadi ke masjid, jadi imam, ceramah, buat anak kecil. gitu deh. beda sama kuliahan :p

    aahahaha tradisinya desanya sama kayak dikalimantan ya, kalau disuguhin makanan, harus dimakan :p

    bersyukuuuuur 😀

    Suka

Terimakasih jejak ukhuwahnya, kawan :)