Setelah Lima Tahun Berlalu

Bismillahirrahmanirrahim ..

“ Sahabat itu seperti BINTANG. Mereka memang tak selalu terlihat, tapi kau tahu mereka selalu ada disana.”

DSC08089

Dari kiri atas ke kanan ( Mbrul, Ndud, Ninik, Memeng, Ayyi, Zupe ) Dari kiri bawah ke kanan ( Aku, Ndo )

Inilah mereka, para bintang dalam hidupku 🙂

Jum’at lalu, tepat 1 Agustus 2014, mereka membuka bulan kesayangan ini dengan senyum yang selalu kurindu setiap waktu. Betapa tidak, setelah lima tahun berlalu Allah memperkenankan kami bertemu dan bersatu utuh. Terimakasih Allahku 🙂

Mereka adalah teman-teman masa SMPku. Berawal dari sebuah pertemuan tak sengaja namun menjadikan kami satu hati hingga detik ini. Kami bertemu di kelas 9, saat perombakan kelas dilakukan setiap kenaikan kelas per tahunnya. Sebelumnya, kami memang saling mengenal, dan sama-sama tahu antara satu dengan yang lain. Lumrah, sebagai siswa tertua pasti hampir mengenal seluruh isi sekolah, khususnya teman satu angkatan.

Namun siapa sangka jika disanalah kami mulai mengenal dari hati ke hati. Karakter yang berbeda membuat kami semakin ingin tahu, dan merasa bahwa perbedaan itu sangat indah. Ibarat sekotak crayon, masing-masing punya warna yang berbeda, tapi jika dipadukan mereka akan membuat sebuah pelangi yang indah. Mulai dari curhatan bareng, ketawa bareng, nangis bareng, ngerjakan tugas bareng, ke kantin bareng, sholat jama’ah bareng, nonton bareng, rujakan bareng, ngelamun dan menghayal bareng, main remi sampai ketahuan kepsek bareng, sampai mandi tidur pun juga pernah bareng.

Ahh.. inilah pertama kali aku mengerti apa itu persahabatan. Sejak itu, tak ada lagi perbedaan di antara kami. Bahkan, masalah ter-privasi-pun kami sama-sama tahu. Katakanlah, jika kalian ingin tahu baik burukku, tanyakan pada mereka :mrgreen:

Sampai suatu ketika, saking seringnya ngeliat kami kemana-mana bareng, salah satu cowok terganteng konyol di kelas kami menjuluki kami : SEVEN SISTER. Loh, kok seven ? Kan jumlahnya delapan? Iyaa, pasalnya yang satu kelas hanya ber-7, satunya di kelas lain. Berhubung namanya Zulia, akhirnya kami selipkan deh jadi SEVEN SISTER’Z. Dengan alasan, dalam bahasa inggris seven kan plural, kudu ditambah S, dan S’nya diganti huruf Z ( Zulia ). Hahaha, konyol sekali bukan ? Tapi inilah kami 🙂

Sayangnya, waktu yang singkat membuat kami harus terpisah satu dengan yang lain, demi menggapai cita-cita yang telah kami ukir bersama. Kurasa, tak ada kesedihan paling mendalam saat kita berpisah dengan orang-orang terkasih dalam hidup. Walau sejatinya raga masih bisa berjumpa, namun jarak dan waktu terasa seakan ingin membunuh jiwa yang merindu.

Baiklah, sebelum itu akan kuperkenalkan kalian pada bintang-bintangku. Yang setia menerangi, setiap detik menitik, setiap malam bersemayam.

MBRUL : Bernama lengkap Nurul Fadilah. Seperti namanya, ia penuh dengan cahaya. Tuh, dia putih bercahaya kan? Hehe. Kurasa, dia juga paling bercahaya otaknya diantara kami. Yep, dia salah satu kandidat peraih juara UNAS di SMP kami dulu. Saat ini, dia sedang melabuhkan cita-citanya di Bandung, Telkom University, dengan prodi Teknik Industri. Kenapa Bandung? Supaya dapet laki orang Sunda yang bening-bening, katanya. Dulu cuma dia yang nyantri selama SMP. Tapi jangan salah, dia pecinta korea number one. Tanya drama korea terupdate deh, dia pasti tahu. Tapi dia baiiik bangeet. Bener.

NDUD : Ike Desi Ratnasari. Fix, seperti artis itu kan? He’eh. Tapi yang ini unyu-nya minta ampuun. Saking unyu-nya sampek tuh mata tinggal segaris, kalah sama pipi bakpaunya. Coba deh suruh ketawa, pasti semua bilang “ kamu ketawa apa tidur des? “ 😀 Tapi dia paling lembut diantara kami lhoo. Gimana nggak, orang ngomong aja nunggu disemprot. Jadi tiap sesi curhat, jadilah dia pendengar sejati. Haha. Btw, bisa dibilang dia sahabat kecilku. Iya, selain rumah sedusun, dari kecil bebarengan terus. Asli, dimana ada dia disitu ada aku. Cielaah. Luv yuu, Ndud :*

NINIK : Ini nih Putri Indonesia kami, Putri Yunis Masyitoh. Ca’em bener bukan? Siapa bilang nggak, sini adepin gueh ! Diantara kami, dia yang paling polos. Lugu. Dan nggak suka nyeleneh-nyeleneh. Kembang desa bener deh pokoknya. Dulu, di kelas kami ada satu cowok yang mukanya mirip banget sama Yunis. Kata orang, kalau mirip tandanya jodoh kan? Nah, sejak itulah mereka dipoyokin. Eeh, siapa sangka, diantara kami ber-8 Yunis yang menyempurnakan separuh agamanya duluan. Eits, bukan sama cowok yang mirip kok. Week, berarti nggak selalu ya? Itu mitos 😛 Daaaaan, H+1 lebaran kemaren, jagoannya lahir euy. Yeeeyy, Seven sister’z punya keponakan. Kami jadi tante nih *berasa tua banget -__-

MEMENG : Cewek mungil bernama Siti Khumayatul Khiroh Nur ini paling nggak mau kalah diantara kami. Jangan salah, muka boleh imut, tapi sikap tetap yahuuut. Haha. Pernah sekali waktu kami debatin satu hal, pada ngotot mempertahankan pendapat masing-masing, saat semua sudah ngalah alias capek nggak ada ujungnya, si Maya tetap bersikeras. Hahaha. Tapi bersikerasnya bener lhoo, bikin kita semua manggut-manggut 🙂 Ohya, dia termasuk yang paling histeris saat kita ketemuan. Kangennya paling nggak bisa nahan ( aku juga sih .. ) Ya gitu, pakek acara peluk cipika-cipiki. Jadi terharuuu T.T

AYYI : Berasal dari nama Rayi Anugerah Wardhani. Setiap orang belum kenal dia pasti bilang, judes. Tapi pas sudah akrab, Allah~ jangan kaget kalo dia bisa cerita dengan suaranya yang cempreng dan nggak ada titik komanya. Asli, dia peraih nominasi cewek terbawel Indonesia. Eh, gitu-gitu dia calon bidan lhoo. Setahun lagi lulus, doakan yah? 🙂 Aku sudah sekelas sama dia sejak kelas 8 dan duduk sebangku. Kita pernah tengkar habis-habisan karena satu hal sepele, kurang lebih satu bulan kita puasa ngomong. Astaghfirullah. Tapi yang namanya sehati, tanpa disadari kami menangis rindu masing-masing. Dan saat mencapai puncak, fix, kami nggak kuat. Berpelukan. Menangis tanpa batas. Seisi kelas ikut nangis semuaaa. Lebay yaa ? Tapi inilah fakta.

ZUPE : Nama Aslinya sih Zulia Ika Putri. Dari dulu, dia paling subur sehat diantara kami. Bahkan pas ketemu kemarin, dia makin subur sehat ajah. Dua kali lipat malah *eh, makanya Zupe masuk jurusan Farmasi. Cita-citanya simple, pengen bikin obat pelangsing badan sekali minum. Tapi kok malah.. ? Ah, itu nggak penting, kami sayaaaaang banget sama dia. Dengan ikhlas, dia seringkali memberikan pangkuannya buat kami tiduran. Asli, empuuuuk banget. Dan lagi, dia selalu bikin kami ketawa dengan ulahnya. Bagaimana tidak, pas milih universitas di SNMPTN dulu, dengan polosnya dia milih Farmasi Universitas Gorontalo, yang penting Farmasi. Pikirnya, Gorontalo itu Jawa Timur. Siapa yang nggak ngakak coba ? Dan kini, berakhirlah dia sebagai warga Gorontalo 😀

NDO : Dinda Zahra Mustavi. Terlahir dengan anugerah hati yang lunak, sehingga dengan mudah ia meneteskan airmata kapanpun dan dimanapun. Kalian tahu? Pas nonton film, semuanya pada ketawa, dia doank yang nangis. Lunak banget kan ? Haha. Kadang, malah ditanggap sama anak-anak. Tiap kali curhat, pasti dan pasti nangis bombay, mau disiapin ember gitu malah. Allah..
Tapi sifatnya yang keibuan membuat dia tampak lebih tua dewasa diantara kami. Tidak jarang dia yang menengahi jika kebetulan ada sedikit hal yang membuat kami terpaksa berdebat sengit. Dan lagi, dia tak pernah lelah memberikan pundaknya saat semua sahabatnya butuh tumpuan, walau sejatinya dia sendiri sedang tertimpa beban yang berat. Terimakasih sayang. Semoga Allah menaikkan derajatmu :*

Berbicara tentang mereka, sungguh tak akan pernah ada habisnya. Setiap kisah kasih yang tercipta diantara kami, menjadi kenangan yang tak akan sanggup terbeli dengan apapun. Satu harapan kecil dalam nuraniku, semoga Allah memperkenankan kami bersahabat di dunia, dan mentakdirkan kami semua khusnul hotimah hingga kelak di jannah-Nya. Allahumma aamiin 🙂

52 thoughts on “Setelah Lima Tahun Berlalu

    • Hahahaa. Iya Mbak. Nggemesin banget bukaan? Bikin yang lain pada ngakak habis-habisan.
      Tapi yaa itu, jadi setahun sekali ketemunya. Nyeseeek T.T

      Suka

  1. Ooouuhhh,,, jadi ini toh peri-peri itu. Lumayan 😀 *bingung mau koment apa,,,
    Yang jelas, saya yakin nih dari perawakannya semuanya berjiwa jernih kayak embun.. 😉

    Suka

  2. Aamiin. Salah satu momen indah ya berkumpul dengan sahabat-sahabat.
    Hahhahah, itu teman kamu si Zupe jauh amat terdampar ke Gorontalo, ckckck. Titip salam ya sama dia, mudah-mudahan selain bisa menciptakan obat pelangsing, dia juga bisa menciptakan obat penambah berat badan instant, biar aku yg beli duluan. Hehhehehhehe.

    Suka

    • He’eh. Moment tak tergantikan sepanjang masa 🙂 Nanti kalo sudah nenek-nenek, keren banget pasti nostalgianya ^^
      Hihihi. Tuh anak emang selalu bikin ngakak. Dijamin nggak bakal sepi deh barengan sama dia 😀 Oh, Eka mau obat yang kayak gitu ? Nih, transfer lemak aku aja deh. Dengan senang hati kok 😀

      Suka

    • Hehe. Nggak sampai nggak butuh teman lain gitu sih Mbak, tetep sayang juga kok sama yg lain. Termasuk Mbak Bee 🙂
      Hanya saja, mereka memang luar biasa. Makanya kusebut mereka bintang, yang tetap menyinari walau jarak membentang. Yang selalu merengkuh disaat waktu mulai merapuh. Dan mereka yang selalu ikhlas menyayangiku dari segala kekurangan yang bahkan aku sendiri tak menyadarinya :’)

      Terimakasih sudah ikhlas membaca tulisan panjang ini Mbak ^_^

      Suka

      • Sama-sama 😀
        saya dulu juga punya temen seperti itu, udah kayak sodara, yang sodara beneran malah kalah care. tapi setelah semuanya nikah sekarang jadi beda, ya mungkin krn sikonnya udah beda kali ya, tapi jadi merasa kehilangan mereka yang dulu

        Suka

        • Nahh. ini nih tugas Mbak Bee.
          Coba samperin mereka satu-satu. Tetap jadilah Mbak Bee yang seperti dulu bagi mereka. Kalau nggak ada yang ikhlas memulai, ya bakalan stagnan. Makin jauh.
          Hehe, maaf bukan maksud menggurui sih. INi berdasarkan pengalamanku sama mereka. Pas masuk SMA dulu juga mulai jarang contact. Emaan banget jika harus kehilangan mereka.
          Mau nggak mau, harus bertindak. Dan sekarang, alhamdulillah 🙂

          Suka

  3. Mereka pasti senyum-senyum sendiri kalau baca ini, hahaha….
    Menyengangkan banget punya sahabat dekat yg sudah merasa cocok satu sama lain kayak gitu…. Sayangnya nggak bisa sering-sering ketemu, ya…..

    Suka

    • Waahh, rame banget malah di FB. Pada komen semuaa. Biasa, kami kan super duper cerewet kalau bersatu. Dimanapun tempatnya 😀
      Sungguh-sungguh menyenangkan, alhamdulillah 🙂
      Kadang sedih juga sih. Yang mau ngumpul lengkap aja nunggu 5 tahun. Nih kemarin buktinya. Tapi jarak yang jauh juga bisa membuat kita saling merindukan satu sama lain.
      Semakin kerasa rasa memilikinya 🙂

      Suka

    • Hehe, iyah mbak, Alhamdulillah banget 🙂
      Masalah numpuk jadi ilang, jiah. Tiap ketemu pasti ada aja yang bikin ketawa. Cerita-cerita yang disatukan bikin kami selalu kangeen.
      Terimakasih ya Allah 🙂

      Suka

Terimakasih jejak ukhuwahnya, kawan :)