RESOLUSI 2017

Beberapa waktu terakhir ini, Timeline saya sedang diramaikan dengan kata RESOLUSI.. 
Apa Resolusimu di tahun 2017 ? 

Bagi saya .. 

Resolusi adalah sebuah impian. Cita cita. Harapan. Dan Asa yang kita yakini akan tercapai dengan lautan ikhtiar serta kobaran doa yang tak kunjung padam.

Perlukah kita membuat RESOLUSI ? Perlu. Karena sebuah impian adalah semangat tersendiri dalam jiwa untuk menyongsong masa depan yang indah 🙂 

Lantas, kita apakan RESOLUSI ? 

Tulislah ! 

Kata salah seorang senior saya di SMA dulu yang kini sudah melegenda di seluruh dunia , Mr. Hadi Susanto , TULISLAH 100 MIMPIMU DI KERTAS ! Hingga suatu hari nanti, tulisanmu hanyalah tinggal coretan, karena kau telah berhasil MENCAPAINYA 😊

Percaya atau tidak ..

Tulisan yang telah kita buat sendiri, seakan mengundang magnet semesta untuk mengamini segala yang kita cipta saat itu.

Bagaimana mungkin ?

Mungkin saja terjadi. Bukankah Allah ada dimana mana ? Allah ada disetiap hati manusia. Allah sangat dekat. Bahkan lebih dekat dari urat nadi kita 🙂 

Apalagi yang tak mungkin jika Allah telah mengucap KUN-Nya ? 😊

Jadi, resolusi saya untuk waktu terdekat ini : 

Semoga buah hati yang tumbuh dalam rahim cinta, mampu terlahir dalam naungan kasih sayang-Nya beserta syafaat Sang Baginda Rasulullah Muhammad Saw 😇😇😇

Salam, 

Vinda Nafilatuz Zahro

Di sudut kota Jember yang hangat, dalam rindu yang tiada tara kepada yang sedang berjuang di ujung sana. 

Love you ..

@djie ♥

Istiqomah, tak semudah membalik telapak tangan.

bismilahAssalamu’alaikum. Kaifa khalukum ? Arju kullukum jami’an bicheyr wa’aviyah, aamiin 🙂

Maaf beribu maaf nihh, setelah dapet award anniversary beberapa saat yang lalu, malah menghilang tanpa jejak. Istiqomahnya manaaaah ? Hehe. Bukan menghilang sih sebenarnya, cuman sejak KKM yang sibuknya minta ampun dan baru kelar seminggu yang lalu, langsung disusul dengan kuliah yang telah menunggu dengan manja. Haha, iya manja. Tugasnya yang manja -__-. Anyway, welcome semester 5. Alhamdulillah, sebentar lagi PKL, sebentar lagi skripsi, sebentar lagi lulus, sebentar lagi wisuda, terus sebentar lagi ? NIKAH. Aamiin. *Eh, nikah dulu sebelum lulus juga mau kok Ya Allah ^_^

1846_492386060819393_1250112370_n

Sumber gambar di sini

Berbicara mengenai istiqomah, sepele memang tapi sungguh tak mudah. Seperti kita tahu, bahwa perjalanan menuju impian tertinggi tidaklah mulus, tapi lika-likunya seringkali membuat iman yang naik turun seakan ingin menyerah detik itu juga. Belum lagi setan yang selalu istiqomah menggoda di kanan kiri depan belakang atas dan bawah. Lho, kok malah setannya yang istiqomah? 😀

Seminggu yang lalu, aku bersua dengan seorang teman SMP, bersua di BBM sih tepatnya. Hehe. Dia cantik, modis, dan sungguh menawan. Setelah berkali-kali nengok DP-nya yang selalu menutup aurat ( baca : berjilbab ), juga PM-nya yang terkesan sedang menjalani proses muhassabah, detik itu juga aku tahu dia sudah berhijrah. Alhamdulillah 🙂 Sekali dua kali dia juga sempat berchating ria denganku, nostalgia masa-masa SMP, juga membahas mengenai wanita secara lebih khusus. Ahh, aku senang sekali mendengarnya benar-benar ingin “ memperbaiki diri “. Baca lebih lanjut

Aku memanggilnya, Gus..

Bismillahirrahmaanirrahiim..

Kali ini aku akan bercerita tentang seseorang. Yang kehadirannya telah berkontribusi banyak dalam perjalanan hijrahku menuju titik dimana aku berdiri sekarang ini. Siapa dia ?

Aku memanggilnya, Gus.

Dia bukan putra seorang Kyai. Dia juga bukan pengasuh sebuah pesantren. Dia hanya senior sebuah organisasi di kampusku, Ha’iah Tahfidz Al-Qur’an ( HTQ ), Gus dan Ning adalah panggilan khusus bagi seluruh anggota HTQ. Pertama kali aku mengenalnya ketika mengikuti Ta’aruf Qur’ani ( TQ ). TQ ini semacam diklat dan pengenalan bagi para calon anggota baru yang dilaksanakan selama 3 hari berturut-turut, lalu di akhiri dengan sumpah dan pelantikan anggota baru HTQ.

Salah satu agenda dalam acara TQ adalah motivasi. Motivasi kali ini bertemakan ‘ from zero to hero : 30 juz dalam waktu 3 tahun’. Ketika MC memanggilnya maju ke depan sebagai pembicara utama dalam acara tersebut. Maka saat itulah pertama kalinya aku menatap wajahnya.

Dan dia mulai berkisah mengapa ia diminta berbicara di depan ketika itu .. Baca lebih lanjut

KKM UIN Maliki ? Sukses ! :)

Alhamdulillahirabbil ‘alamin ..

Kuawali tulisan ini dengan hamdalah, untuk setiap karunia dan rahmat Allah yang secara tak terkecuali telah tercurah sepenuh cinta. Terimakasih Allahku 🙂

Kemarin adalah hari yang cukup menyenangkan bagiku. Why ? Iyaa, karena kemarin, pertama kalinya aku mengunjungi Pos PM ( KKM ) yang akan menjadi tempat pengabdianku selama Ramadhan bulan depan. Yes, kali ini akan jadi Ramadhan yang berbeda. Dan insyaAllah, semakin barokah. Aamiin ^_^

PM itu apa sih ? Baca lebih lanjut

Berdamailah :)

Karena setiap keratan perpisahan yang tersayat akan melahirkan sebuah pertemuan yang lebih indah dari sebelumnya ..

Berbicara perpisahan, tidak akan lepas dari yang namanya sakit hati. Kecewa. Dan Luka. Setiap orang selalu memliki masa lalunya masing-masing, entah itu indah, ataupun menyakitkan. Namun, perlu kiranya kita sadari bahwa sekelam apapun masa lalu , masa depan kita masih tetaplah cerah. Selalu ada kesempatan bagi kita untuk memperbaikinya. Bukankah Allah Maha Luas Maghfiroh-Nya ? Jika Allah saja selalu membuka pintu taubat-Nya, mengapa kita harus menutup hati untuk berdamai dengan masa lalu ? Ya, berdamai. Baca lebih lanjut

Jilbaber Keliling Dunia

Judul Buku       : The Jilbab Traveler217818_506013412758815_548889377_n

Penulis             : Asma Nadia Dkk

Penerbit          : Asma Nadia Publishing House

Tanggal Terbit : September,2012

Jml Halaman   : 330 hlm

Kategori          : Motivasi

Belasan tahun yang lalu, kata jilbab masih terasa asing di telinga kita. Banyak yang beranggapan bahwa memakai jilbab adalah sesuatu yang ekstrim , dan dianggap sebagai langkah mundur. Namun, Asma Nadia bersama kawan – kawan membantahnya lewat buku ini. Di dalam buku National Best Seller ini Asma Nadia dan kawan – kawan menegaskan berdasarkan pengalaman pribadinya bahwa jilbab bukanlah penghalang mimpi untuk melihat sisi lain dunia kita. Sejumlah muslimah disini sudah membuktikan mereka bisa sampai ke berbagai belahan dunia, tanpa harus meninggalkan jilbab mereka. Jadi, berjilbab bukan berrati kita tidak bisa meraih mimpi berkeliling dunia, bukan ?

Buku The Jilbab Traveler ini terlahir berdasarkan pengalaman traveling Asma Nadia dan kawan – kawannya. Mimpi traveling Asma Nadia bermula dari pintu kulkas sang Omah ketika ia masih kecil. Pintu kulkasnya berhias magnet kulkas yang berasal dari berbagai negara. Sejak itulah, berbagai cara ia impikan agar ia bisa pergi ke luar negeri. Dan ternyata, menulis, yang merupakan kegemarannya sejak kecil itulah yang membuat impiannya terwujud. Kini ia berhasil mengunjungi lebih dari 30 negara , melebihi jumlah magnet kulkas Omanya dulu. Lewat buku The Jilbab Traveler ini , Asma Nadia bersama 15 penulis muslimah lainnya berbagi pengalaman mereka saat melakukan traveling  ke berbagai belahan dunia. Bagaimana menikmati dan enjoy bepergian ke luar negeri dan kota tanah air, bagaimana seorang jilbaber traveling dan beradaptasi di Pantai Karbia, bagaiman seorang Asma Nadia harus menyesuaikan diri dengan suasana dan makanan di Korea karena mendapat kesempatan belajar disana, dan berbagai kisah traveling lainnya yang bisa menjadi inspirasi bagi para traveler. Dan buku ini tidak hanya menceritakan pengalaman solo traveler bagi seorang jilbaber, namun juka suka duka para ibunda yang traveling  ke luar negeri bersama anak mereka yang masih balita.

Menariknya, buku ini juga dilengkapi kamus survive, yaitu beberapa kata standar dan penting yang sebaiknya diketahui saat berkunjung ke suatu negara. Dan juga disertai pojok tips, yang mana memberikan tips-tips dan saran bagi para traveler agar traveling yang dijalani lancer, manfaat dan menyenangkan. Termasuk menyiapkan dana dan persiapan sebelum menjalani traveling, tips memilih pakaian yang akan dibawa dan bagaimana mengemasnya agar terlihat ramping, tips memilih tiket pesawat, tips mencari makanan yang halal di negara tujuan, tips mencari hotel bagus namun tidak merusak kantong, tips mencari tempat ibadah di negara yang tidak mengenal islam, dan tips mengenali kriminalitas yang sering terjadi di negeri orang tersebut.

Namun, ada sedikit kekurangan dalam buku ini. Di kata pengantar disebutkan bahwa ini adalah penyempurnaan dari buku pertama, namun ada beberapa tips yang seharusnya tidak muncul dalam buku ini, karena sudah tidak update lagi, seperti jika ingin ke luar negeri traveler harus menyiapkan dana untuk pembayaran fiscal, padahal aturan ini sudah tidak berlaku sejak tahun 2011.

Terlepas dari semua itu buku ini merupakan salah satu alternative diantara maraknya buku – buku traveling  yang tersebar di pasaran, khususnyabagi para muslimah. Karena sesungguhnya setiap perjalanan yang kita lakukan akan semakin mendekatkan kita kepada Sang Pemilik Alam. Semakin membuat kita merasa bahwa kita hanyalah manusia yang lemah tanpa-Nya. Semakin menjadikan kita insan yang lebih banyak bersyukur dan semakin membuat kita mengejar ridho Allah ketika kita telah diberi kesempatan untuk melihat lebih banyak.

So, muslimah, mulailah perjalananmu ! Berjilbab bukan berarti kita tak bisa mengepakkan sayap. Melangkahlah, jangan biarkan orang lain mencuri mimpimu !

Tuliskan Mimpimu ! Sekarang !

Bismillahirrahmanirrahim ..

Tuliskan 100 mimpimu di kertas ! Karena jika kau menulisnya hanya dalam ingatan, maka kau akan lupa. Kemudian coretlah satu persatu saat terwujud, hingga suatu hari nanti kau hanya akan menemukan coretan coretan disana karena kau telah mencapainya !

Aku mendengar kalimat diatas dari seorang senior SMA-ku, yang hidupnya berawal dari 100 tulisan mimpi di atas kertas lusuh. Seorang pejuang mimpi. Saat saya bertemu dengan beliau, beliau sedang menulis mimpinya yang ke 154. Sedangkan yang 153, hanyalah tinggal sebuah coretan. Ya, mimpi – mimpinya telah terwujud.

Mungkin akan banyak orang yang tertawa melihat tingkah konyol dari para pejuang mimpi, yang menuliskan impian – impiannya di atas kertas, lalu menempelkannya  di dinding kamar mereka, agar supaya setiap kali melihatnya semangat perjuangan menggapai mimpi itu kembali memancar. Konyol ? Iya memang. Bagaimana mungkin tidak tertawa, membaca satu persatu mimpi yang terlalu besar, bahkan hanya untuk sekedar dibayangkan saja. Tapi andai saja mereka tahu, bahwa sesungguhnya mereka jauh lebih konyol, mereka yang tak pernah sekalipun berani bermimpi besar, bahkan untuk sekedar menuliskannya.

Tahukah kamu ? kekonyolan itu adalah awal dari kesuksesan. Kekonyolan yang membawa sebuah kekuatan tersendiri. KEKUATAN MIMPI. Kekuatan yang akan menjadikan satu persatu mimpi kita menjadi kenyataan.

Bagaimana mungkin ?

Sekarang, coba letakkan keangkuhanmu sejenak. Mari berfikir lebih jernih lagi. Lebih alami lagi. Sadarkah kalian bahwa disekitar kita selalu hadir malaikat malaikat Allah yang tak pernah lelah membersamai kita? Malaikat Raqib dan Atid. Benar. Tapi tidak hanya mereka. Ada banyak malaikat Allah yang berada di sisi sisi kebaikan kita. Bilamana mereka membaca mimpi mimpi kita, bukankah itu adalah sebuah doa? Doa dari makhluk Allah yang tak pernah ternoda, yang setiap kalimatnya langsung didengar oleh Penciptanya. Bahkan, ketika mungkin temanmu, saudaramu, keluargamu, atau bahkan musuhmu sekalipun melihat mimpimu yang terpajang, mau tak mau mereka akan mebacanya. Alkalamu Addu’a. Ucapan adalah sebuah doa. Jadi, bisa dibayangkan berapa doa yang akan terbang ke langit hanya untuk mimpi – mimpimu ? Karena sesungguhnya kita tak pernah tahu, dari mulut siapakah doa doa yang selama ini kita harapkan terwujud  akan di ijabah oleh-Nya..

Masih ingat Si Jenius Lintang dalam sinema impian “ Laskar Pelangi “ ? Berkilo kilo jarak harus ia tempuh hanya demi merasakan nikmatnya sekolah. Belum lagi halangan dan rintangan yang senantiasa hadir. Namun semua itu tak sedikitpun mengendurkan semangatnya dalam meraih impian. Kita, yang saya yakin saat ini sedang berada pada titik sedikit lebih atas dari Lintang, seharusnya becermin pada semangatnya. Berjuang tanpa kenal letih, meyakinkan dirinya bahwa ia mampu, mampu menjadi apa yang diimpikannya.

Mimpi adalah kunci
Untuk kita menaklukkan dunia
Berlarilah tanpa lelah
Sampai engkau meraihnya

Nidji – Laskar Pelangi

Bahkan Donny Dirgantoro tak kalah hebat mengungkapkan arti dari sebuah mimpi dalam novel best seller-nya. 5cm.

“Taruh mimpi-mimpi kamu, cita-cita kamu, keyakinan kamu,
apa yg kamu mau kejar…
Kamu taruh di sini… jangan menempel di kening.
Biarkan…
dia…
menggantung…
mengambang…
5 centimeter…
di depan kening kamu…
Jadi dia nggak akan pernah lepas dari mata kamu.
Dan kamu bawa mimpi dan keyakinan kamu itu setiap hari,
kamu lihat setiap hari, dan percaya bahwa kamu bisa.
Apa pun hambatannya, bilang sama diri kamu sendiri,
kalo kamu percaya sama keinginan itu dan kamu NGGAK BISA menyerah.
Bahwa kamu akan berdiri lagi setiap kamu jatuh,
bahwa kamu akan mengejarnya sampai dapat, apa pun itu,
segala keinginan, mimpi, cita-cita, keyakinan diri…
Biarkan keyakinan kamu, 5 centimeter menggantung mengambang di depan kening kamu.
Dan…
sehabis itu yang kamu perlu…
Cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya,
tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya,
mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya,
lapisan tekad yg seribu kali lebih keras dari baja…
Dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya…
Serta mulut yang akan selalu berdoa”

Jadi tunggu apalagi ? Tuliskan secara nyata. Di atas kertas. Tuliskan mimpi-mimpimu di atasnya. Tempatkan dimana kamu akan sering melihatnya. Dan nanti kamu akan lihat. Bagaimana luar biasanya Allah mewujudkan setiap mimpi-mimpi itu, jauh lebih luar biasa daripada yang bisa kamu bayangkan… tuliskan segera, dan suatu hari yang akan kamu lihat dari tulisan anda itu hanyalah coretan-coretan. Coretan karena kamu telah mencapainya ..

Selamat Berjuang, Para Pejuang Mimpi ^_^

Aamiin-ku untuk mimpi- mimpimu, ada bersama setiap huruf yang kau baca dalam tulisanku ini 🙂

Allahu Yubaarik Fiikum ..

Motivasi Menghafal Al-Qur’an

Bismillahirrahmanirrahim ..

خيركم من تعلم القرآن و علمه ( رواه البخاري )

 Sebaik-baik dari kalian adalah yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkanya HR. Bukhari

Belajar dan menghafal Al-Qur’an selama ini identik dengan aktifitas para santri yang sedang bergelut dengan ilmu ilmu keislamaman di pondok pesantren, sedangkan mahasiswa lebih sering dikaitkan dengan ilmu ilmu dan teknologi modern. Mungkin terbilang langka mahasiswa hafal Al-Qur’an. Padahal jika mau berkaca pada sejarah ilmuan-ilmuan muslim yang begitu fenomenal dalam hal ilmu pengetahuan dan teknologi, mereka rata – rata hafal dan menguasai Al-Qur’an.

Apa rahasianya ?

Ternyata pada saat itu ada sebuah tradisi kuat yang beranggapan  bahwa belajar Al-Qur’an itu adalah “ harga mati “ , dimana belajar Al-Qur’an sebelum belajar ilmu yang lain adalah harga yang tak boleh ditawar alias wajib. Bahkan para penulis kita saat ini berkata melalui penelitiannya bahwa sejumlah mahasiswa yang hafal Al-Qur’an memiliki tingkat kecerdasan dan kreatifitas yang lebih dibanding yang lainnya. Hal ini dibuktikan oleh keluarga Bapak Mutamimmul Ula , yang mana kesepuluh putra putrinya yang sedang menghafal Al-Qur’an itu rata-rata menjadi pelajar dan mahasiswa terbaik di sekolah mereka masing-masing.

Bicara mengenai mahasiswa, bisa dibilang usianya berkisar 18-24 tahun. Pada saat inilah otak, semangat, dan kesempatan seorang pemuda berada dalam masa keemasan. Masa ini adalah masa yang subur dan produktif untuk mencari ilmu, termasuk menghafal Al-Qur’an. Jika pada masa ini para pemuda memanfaatkan waktu dengan cara menanam benih benih ilmu dan ibadah, maka kemungkinan besar 10 atau 15 tahun kemudian ia akan menuai kesuksesannya sesuai dengan butir butir peluh yang telah ia korbankan.

Seharusnya, kita sebagai pemuda masa kini yang banyak dikelilingi ilmu dan teknologi super canggih nan modern, lebih bersyukur lagi terhadap anugerah Allah yang telah dicurahkan dalam tiap jengkal tubuh kita. Allah memberikan anugerah pada hamba-Nya sesuai takaran takdir yang dibarengi dengan ikhtiar maksimal. Ketahuilah, bahwa tidak semua orang bisa membaca Al-Qur’an, baik dari kalangan mahasiswa maupun non-mahasiswa. Untuk itu kita yang diberikan kemampuan membaca Al-Qur’an dengan lancar hendaklah memperbanyak mempelajarinya lebih dalam lagi, yang mana semua itu akan menjurus pada jenjang menghafalnya.

Kalian tahu? Betapa banyak orang yang merindukan menjadi penghafal Al-qur’an. Mungkin mereka sudah pernah mencoba namun gagal atau mungkin kesibukannya yang menggunung sehingga tak berkesempatan untuk menghafal. Jadi, kalau hari ini kalian menghafal, berarti kalian telah melakukan sesuatu yang banyak dirindukan orang lain. Kalau mereka baru bermimpi, kalian sudah melakukannya, berbahagialah !

Jika saat ini anda memiliki niat untuk mulai memperdalam Al-Qur’an, serta menghafalnya, segeralah realisasikan. Sedikit-sedikit lama-lama menjadi bukit. Pelan-pelan namun istiqomah. Ibarat biji tanaman setelah ditancapkan ke dalam tanah ia harus kontinyu disiram dan dipupuk sampai tumbuh dan berkembang subur lalu berbuah.

Lihatlah di sekitar kita, tidakkah kita malu pada Abdurrahman Farih dari Al-Jazair yang membaca Al-Qur’an bil ghaib dalam usia 3 tahun? atau mungkin pada generasi generasi kecil Indonesia yang nyata-nyata kita saksikan dalam acara Hafidz Indonesia? Patutlah mereka menjadi cambuk bagi kita semua. Kapan lagi memulai, jangan pernah menunda niat suci. Bisa jadi niat yang pelaksanaannya tertunda akan menguap dan sirna selamanya.

Sekarang, tanyakan pada diri kita sendiri, tidakkah kita ingin membahagiakan orang yang selama ini rela menderita  untuk kita? Yang seluruh jiwa raganya dikorbankan hanya untuk kebahagiaan hidup kita ? Dialah ayah ibu kita. Dengan menghafal Al-Qur’an kita bisa memanjakan orang tua supaya mereka bangga dan terhibur. Setidaknya, dalam bayangan mereka, ketika mendengar anaknya hafal Al-Qur’an, kelak pahala baca Al-Qur’an dari anak tak akan pernah putus dan akan senantiasa menerangi kubur mereka dengan cahaya Al-Qur’an. Begitu indahnya bukan jika kubur orang tua kita nanti selalu bersinar lantaran Al-Qur’an yang selalu kit baca ?

Dan kita, sebagai pemuda, calon suami dan istri, pastilah mendambakan seorang pendamping yang lidahnya selalu basah dengan Al-Qur’an. Begitu indah rasanya apabila dalam keluarga , ada gema lantunan ayat suci Al-Qur’an yang tak pernah putus. Sehingga anak-anak kita pun akan terbiasa dengan lantunan Ayat Al-Qur’an , yang mana itu semakin memudahkan mereka dalam menghafal Al-Qur’an. Ingin memiliki keluarga Qur’ani bukan ? Sungguh, betapa sejuknya hati bila Al-Qur’an menghiasi setiap kegiatan dalam keseharian kita. Jadi awali dari diri sendiri , kalau kita mendambakan sebuah keluarga “Qur’ani”.

Yakinlah, bahwa Al-Qur’an akan menolong kita selama kita juga menolong AlQur’an. Mulailah dari nol, karena ia pengganda setiap bilangan. Mulailah dari niat, karena ia menjadi penentu setiap sukses. Mimpikan kebaikan agar menjadi kenyataan, serta nyatakan kebaikan agar jadi mimpi indah !

Alfannajaah lek Ya Ahlal Qur’an , Ya Ahlallah , Ya Ahlal Jannah 🙂

Muhasabah Hati

Ada yang bilang hati itu bagaikan kaca
Bila ada yang memecahkannya maka biar bagaimanapun ,
kita tidak mampu mengembalikannya seperti semula
Tetapi bekas kaca yang telah pecah tadi dapat dilebur ,
menjadi kaca jauh lebih baik dari yang sebelumnya ..

Namun ..
Menjadikan hati seperti baja itu lebih baik
Dimana ketika ada yang menempanya ,
Baja akan berterimakasih lantaran itu membuatnya menjadi lebih kuat..

Tetapi ..
Yang lebih baik lagi jika hati itu seperti air
Warnanya bening, zatnya cair serta perangainya lembut ,
Meskipun ia di aduk-aduk maka ia tetap dapat kembali kepada posisinya semula
Tidak ada dendam maupun luka
Melainkan ia akan mengobati lukanya sendiri
Dan tentunya dia tak perlu membalas
Karena tanpa dibalaspun orang yang mencoba melukainya
Justru akan merasakan sakit akibat pukulannya sendiri ..

kata mutiara cinta